BERITA: Anggota VI BPK RI Meminta Kepala Daerah dan Ketua DPRD

Kamis, 21 April 2011

Anggota VI BPK RI Meminta Kepala Daerah dan Ketua DPRD

Mempercepat Penyelesaian Tindak Lanjut Rekomendasi BPK

ANGGOTA VI BPK BPK-RI, Dr. H.Rizal Djalil mengungkapkan, bahwa dari pemantauan BPK-RI terhadap Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) pada semester I tahun 2010, jumlah TLHP yang telah di sampaikan dan sesuai rekomendasi BPK-RI baru mencapai 1.545 temuan pemeriksaan senilai Rp.436,99 Milyar dari total temuan pemeriksaan sebanyak 2.089 dengan nilai Rp.31,98 triliun.

Untuk itu Rizal Djalil meminta kepada seluruh Ketua DPRD segera melaksanakan pemantauan sesuai mekanisme yang di atur dalam permendagri No.13/2010 serta seluruh kepala daerah segera melakukan langkah-langkah strategis guna melakukan tindak lanjut atas rekomendasi BPK tersebut dan selalu mengingatkan para pelaksana pengelola keuangan daerah untuk tidak “bermai-main” dalam melaksanakan tugasnya.

Hal tersebut disampaikan dalam sambutannya saat menghadiri Sertijab Kepala Perwakilan BPK-RI Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat, belum lama ini di Aula BPK-RI perwakilan provinsi Kalbar. Jabatan Kepala Perwakilan yang selama ini di jabat oleh Drs.Mudjijono diserahterimakan kepada Ir.Adi Sudibyo,MM yang sebelumnya menjabat sebagai kepala Sub Auditorat di Sub Auditorat IV. A1 Adi Sudibyo diangkat sebagai kepala perwakilan BPK RI Kalimantan Barat berdasarkan keputusan Sekretaris Jenderal BPK RI No.314/K/X-X.3/12/2010, tertanggal 3 Desember 2010 perihal pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan Struktural Eselon II pada pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan.

Dalam acara tersebut yang dihadiri Gubernur,Ketua DPRD dan Bupati/walikota se provinsi Kalimantan Barat serta jajaran Muspida Provinsi Kalimantan Barat, Rizal Djalil juga memberikan penghargaan atas kontibusi signifikan Drs.Mujijono dalam perbaikan tata kelola keungan daerah di Kalimantan Barat selama masa kepemimpinannya dan mengharapkan dengan pergantian Kepala Perwakilan yang baru ini mampu memberikan kontribusi nyata dalam mengawal gerak langkah pembangunan fasilitas infrastrktur di Kalimantan Barat dimana tidak terlepas dari keahlian Adi Sudibyo selaman ini dalam pemeriksaan bidang infrastruktur, ataupun dalam bidang yang terkait dengan masalah ke PU-an.(BSG/T)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JELANG IDULFITRI

Jelang Idul Fitri, Harga Telur Naik 80% -Menjelang Idul Fitri 1432 Hijriyah, harga telur di beberapa pasar di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mengalami kenaikan hingga 80 persen dibanding hari biasa. "Kenaikan itu sudah terjadi sejak dua hari yang lalu. Kalau sebelumnya per butir telur hanya Rp1.000 hingga Rp1.100, sekarang kita jual Rp1.800 karena harganya sudah naik dari agen. Jadi mau tidak mau kita jual juga dengan harga tinggi," kata Tikno, pedagang telur di Pasar Puring, Kecamatan Pontianak Utara, Senin (22/8). Tikno mengatakan, kenaikan harga telur tersebut memang sudah lumrah terjadi menjelang hari raya keagamaan. Namun dia menyatakan harganya tidak akan melebihi Rp2.000. "Tidak tahu kalau tahun ini, kalau tahun-tahun sebelumnya paling tinggi Rp1.900 saja," tuturnya. Tikno mengaku, pedagang telur menjelang hari raya keagamaan memang mendapat untung besar. Namun bukan dari kenaikan harga oleh pedagang, melainkan banyaknya permintaan pembeli. "Kalau kita tidak mungkin menaikkan harga, apa lagi kalau sampai jauh dari penjualan hari biasanya. Dari agen saja mengambilnya sudah mahal, mau tidak mau kita jual mahal juga," kata Tikno. Sementara itu, harga telur di Pasar Flamboyan, Kecamatan Pontianak Selatan, dijual lebih rendah dibanding yang dijual di pasar Puring. "Di sini kita jual per butir Rp1.700. Tapi ada juga yang jual Rp1.750, harganya memang naik. Ini biasa terjadi kalau menjelang Lebaran," kata Hasanah, salah seorang pedagang di Pasar Flamboyan. Sementara itu, Della, salah seorang pembeli yang ditemui di Pasar Puring, mengaku kalau harga telur Rp1.800 sudah cukup mahal dan dia merasa kewalahan untuk membelinya. "Harga telur sekarang mahal, tapi mau diapakan lagi, untuk buat kue jelas membutuhkan telur, jadi mahalpun harganya tetap dibeli," katanya. Della meminta pemerintah mengontrol harga telur tersebut, agar telur jangan sampai dijual terlalu mahal, dan memberatkan konsumen.(Ant/RIZ/Mtr/au) Sumber :