BERITA: Sosial Kontrol Masyarakat dan LSM

Sabtu, 14 Mei 2011

Sosial Kontrol Masyarakat dan LSM

Membantu Kinerja Dinas PU
Kota Pontianak

Pembangunan di Provinsi Kalimantan Barat khususnya di Kota Pontianak dalam beberapa waktu belakangan ini mengalami perkembangan. Insfratruktur, sarana dan prasarana sudah mulai dapat di realisasikan pemerintah.

Meskipun begitu, permasalahan menyangkut proses pelaksanaan proyek-proyek hingga hasil akhirnya masih ada yang belum maksimal.

"Kita harapkan masyarakat, LSM, dan DPD Aliansi Wartawan Indonesia (AWI) Kalbar fokus mengawasi pelaksanaan proyek-proyek yang ditubuh pemerintahan, karena ini untuk kepentingan pembangunan." kata Kepala Dinas PU Kota Pontianak, Ir. Edi Rusdi Kamtono, MM beberapa waktu lalu.

Edi mengatakan, Dinas PU Kota Pontianak tetap akan mengawasi dalam rangka pencegahan ketidak profesional pelaksana (kontraktor) dalam suatu kegiatan proyek khususnya di tubuh Dinas PU Kota Pontianak.

“Kita akan memberikan masukan-masukan. Dan ikutilah tahapan yang ada. Misalnya, proyek harus sesuai teknis (bestek) dan mengikuti tender secara elektronik yang tujuannya agar masyarakat juga bisa memantau." ungkap Edi.

“Kami sangat berterima kasih kepada LSM, Ormas dan Masyarakat khususnya Tim Investigasi DPD AWI Kalbar yang selama ini aktif memberikan masukan dan koreksi terhadap proyek-proyek yang dinilai kurang maksimal di laksanakan pelaksana (kontraktor). “ kata Pak Edi di ruang kerjanya kepada Integritas.

Pemerintah dalam mewujudkan pembangunan tidak akan lancar tanpa bantuan-bantuan dari pihak lain. Koreksi dari pihak-pihak LSM, Ormas dan Masyarakat yang diterima atas salah-satu proyek merupakan bentuk kerjasama untuk menciptakan pembangunan yang tepat dan efektif, karena ini menyangkut uang Negara.

Tak jarang apabila Kepala Dinas PU Kota Pontianak memanggil pelaksana (kontraktor) yang dalam pengerjaan suatu kegiatan proyek kurang maskimal dan seterusnya meminta kepada mereka untuk segera melakukan perbaikan.

“Pelaksana harus bertanggung jawab atas profesionalitas kinerja mereka, karena proyek itu di danai dari uang Negara yang bersumber dari rakyat. Kami juga mempunyai tanggung jawab dan setiap hasil akhir proyek akan kami evaluasi dan selanjutnya masuk dalam laporan kegiatan kami. “ terang Edi.

Edi menambahkan, bahwa kerjasama dengan beberapa LSM, Masyarakat dan Media Cetak selama ini cukup membantu kinerja Dinas PU Kota Pontianak dalam memantau proses pembangunan yang ada khususnya di Kota Pontianak dan berharap kerjasama yang sudah sejak lama terjalin ini akan dapat ditingkatakan lebih baik lagi. (**)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JELANG IDULFITRI

Jelang Idul Fitri, Harga Telur Naik 80% -Menjelang Idul Fitri 1432 Hijriyah, harga telur di beberapa pasar di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mengalami kenaikan hingga 80 persen dibanding hari biasa. "Kenaikan itu sudah terjadi sejak dua hari yang lalu. Kalau sebelumnya per butir telur hanya Rp1.000 hingga Rp1.100, sekarang kita jual Rp1.800 karena harganya sudah naik dari agen. Jadi mau tidak mau kita jual juga dengan harga tinggi," kata Tikno, pedagang telur di Pasar Puring, Kecamatan Pontianak Utara, Senin (22/8). Tikno mengatakan, kenaikan harga telur tersebut memang sudah lumrah terjadi menjelang hari raya keagamaan. Namun dia menyatakan harganya tidak akan melebihi Rp2.000. "Tidak tahu kalau tahun ini, kalau tahun-tahun sebelumnya paling tinggi Rp1.900 saja," tuturnya. Tikno mengaku, pedagang telur menjelang hari raya keagamaan memang mendapat untung besar. Namun bukan dari kenaikan harga oleh pedagang, melainkan banyaknya permintaan pembeli. "Kalau kita tidak mungkin menaikkan harga, apa lagi kalau sampai jauh dari penjualan hari biasanya. Dari agen saja mengambilnya sudah mahal, mau tidak mau kita jual mahal juga," kata Tikno. Sementara itu, harga telur di Pasar Flamboyan, Kecamatan Pontianak Selatan, dijual lebih rendah dibanding yang dijual di pasar Puring. "Di sini kita jual per butir Rp1.700. Tapi ada juga yang jual Rp1.750, harganya memang naik. Ini biasa terjadi kalau menjelang Lebaran," kata Hasanah, salah seorang pedagang di Pasar Flamboyan. Sementara itu, Della, salah seorang pembeli yang ditemui di Pasar Puring, mengaku kalau harga telur Rp1.800 sudah cukup mahal dan dia merasa kewalahan untuk membelinya. "Harga telur sekarang mahal, tapi mau diapakan lagi, untuk buat kue jelas membutuhkan telur, jadi mahalpun harganya tetap dibeli," katanya. Della meminta pemerintah mengontrol harga telur tersebut, agar telur jangan sampai dijual terlalu mahal, dan memberatkan konsumen.(Ant/RIZ/Mtr/au) Sumber :