BERITA: Inspektorat Provinsi Kalbar

Senin, 22 Agustus 2011

Inspektorat Provinsi Kalbar

Segera Rancang Sistem Informasi Pengaksesan Data

Drs.Jhon Itang, OE,MM

Dengan sistem ini nantinya BPK RI bisa secara mudah mengakses dan memonitoring data dari hasil pemeriksaan Inspektorat.

Pontianak - Kepala Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat Drs.Jhon Itang OE,MM belum lama ini mengatakan, bahwa kedepan pihaknya akan membuat sistem informasi untuk mengakses data secara mudah. Dengan sistem ini nantinya BPK RI bisa secara mudah mengakses dan memonitoring data dari hasil pemeriksaan Inspektorat.

Beberapa temuan yang sudah diperiksa, kita tidak bisa menekan beberapa SKPD, melainkan harus dengan cara pembinaan.

“Temuan ini tentunya harus diselesaikan agar inspektur kab/kota itu bisa menyisir dan menginventalisir temuan–temuan yang ada, sejauh mana dan persoalan apa yang di telah di temukan, ” jelasnya.

Pihaknya telah menginventalisir beberapa temuan. Semua upaya sudah dilakukan, dan sesuai target tahun 2012 seluruh laporan keuangan pemerintah daerah di Provinsi Kalbar mencapai predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

“ Kedepan laporan keuangan di beberapa SKPD prov maupun di kabupaten/kota bisa lebih baik serta bisa terlaksana seperti yang kita inginkan “. (arl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JELANG IDULFITRI

Jelang Idul Fitri, Harga Telur Naik 80% -Menjelang Idul Fitri 1432 Hijriyah, harga telur di beberapa pasar di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mengalami kenaikan hingga 80 persen dibanding hari biasa. "Kenaikan itu sudah terjadi sejak dua hari yang lalu. Kalau sebelumnya per butir telur hanya Rp1.000 hingga Rp1.100, sekarang kita jual Rp1.800 karena harganya sudah naik dari agen. Jadi mau tidak mau kita jual juga dengan harga tinggi," kata Tikno, pedagang telur di Pasar Puring, Kecamatan Pontianak Utara, Senin (22/8). Tikno mengatakan, kenaikan harga telur tersebut memang sudah lumrah terjadi menjelang hari raya keagamaan. Namun dia menyatakan harganya tidak akan melebihi Rp2.000. "Tidak tahu kalau tahun ini, kalau tahun-tahun sebelumnya paling tinggi Rp1.900 saja," tuturnya. Tikno mengaku, pedagang telur menjelang hari raya keagamaan memang mendapat untung besar. Namun bukan dari kenaikan harga oleh pedagang, melainkan banyaknya permintaan pembeli. "Kalau kita tidak mungkin menaikkan harga, apa lagi kalau sampai jauh dari penjualan hari biasanya. Dari agen saja mengambilnya sudah mahal, mau tidak mau kita jual mahal juga," kata Tikno. Sementara itu, harga telur di Pasar Flamboyan, Kecamatan Pontianak Selatan, dijual lebih rendah dibanding yang dijual di pasar Puring. "Di sini kita jual per butir Rp1.700. Tapi ada juga yang jual Rp1.750, harganya memang naik. Ini biasa terjadi kalau menjelang Lebaran," kata Hasanah, salah seorang pedagang di Pasar Flamboyan. Sementara itu, Della, salah seorang pembeli yang ditemui di Pasar Puring, mengaku kalau harga telur Rp1.800 sudah cukup mahal dan dia merasa kewalahan untuk membelinya. "Harga telur sekarang mahal, tapi mau diapakan lagi, untuk buat kue jelas membutuhkan telur, jadi mahalpun harganya tetap dibeli," katanya. Della meminta pemerintah mengontrol harga telur tersebut, agar telur jangan sampai dijual terlalu mahal, dan memberatkan konsumen.(Ant/RIZ/Mtr/au) Sumber :